Teknik Dasar Ballet: Allegro

Gerakan loncatan dalam balet biasanya disebut “allegro”, berasal dari Bahasa Italia “allegria”, yang dalam bahasa inggris berarti happy atau lively. Jadi, gerakan allegro seharusnya dilakukan dengan penuh energi dan memberi rasa gembira.

Saat melakukan petit allegro yang lincah dan berpindah dengan cepat, maupun grand allegro yang luas dan besar, penari perlu terlihat ringan dan bebas, namun tetap terkontrol.

Apa saja hal yang kita perlukan untuk melakukan gerakan loncatan dengan baik dan aman?

Yuk kita bahas dalam artikel kali ini!

POSTUR YANG BAIK

Postur yang baik dimulai dari postur yang benar di posisi satu
Postur yang baik dimulai dari postur yang benar di posisi satu

Agar dapat melakukan loncatan yang baik, kita harus berdiri siap dengan postur yang benar terlebih dahulu, supaya tubuh siap dan otot dapat bekerja dengan tepat. Postur yang baik juga membuat kita lebih mudah bergerak ke segala arah.

Bagaimana bentuk postur yang baik dalam ballet?

Seluruh bagian tubuh tersusun SATU GARIS di TENGAH.

Dari kepala, badan atas, pelvis/panggul, dan kaki tersusun vertikal ke atas, kemudian kaki sebagai dasar tumpuan yang berhubungan dengan lantai dapat menyalurkan beban tubuh ke lantai dengan seimbang.

Badan bagian atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang, selalu SEIMBANG dan BEKERJA SAMA.

Setiap anggota tubuh dan otot saling berhubungan dan bekerjasama dalam setiap gerakan. Kerja otot yang seimbang akan membuat kita dapat menghasilkan kualitas gerakan yang baik dan terkontrol.

Hips/pelvis SQUARE, tidak terputar atau miring.

Dalam ballet, pelvis/panggul adalah pusat kontrol gerakan. Pelvis berada di tengah badan, menghubungkan badan atas (torso) dan badan bawah (kaki). Penempatan pelvis akan berpengaruh pada stabilitas kedua bagian badan tersebut.

Bentuk badan tucked in (kiri) dan tucked out (tengah) menyebabkan postur badan tampak kurang baik.
Yang seharusnya dilakukan agar otot dapat bekerja secara maksimal adalah meluruskan badan seperti gambar kanan.
Bentuk badan tucked in (kiri) dan tucked out (tengah) menyebabkan postur badan tampak kurang baik. Yang seharusnya dilakukan agar otot dapat bekerja secara maksimal adalah meluruskan badan seperti gambar kanan.

Jika pelvis kita:

  • Miring
    • badan kita keluar dari garis tengah, sehingga center badan tidak seimbang.
  • Tucked out/tilted forward
    • punggung menjadi melengkung
    • kaki tidak bisa melakukan turn out
  • Tucked in
    • lutut tidak bisa lurus
Video berikut bisa menjadi salah satu latihan untuk melatih postur yang baik

Coba kita merasakan:

  • Perut panjang ke atas dan punggung menuju ke bawah.
  • Ribs (tulang rusuk) bagian bawah berada persis di atas hips/panggul.
Penempatan berat badan yang benar.

Penempatan berat badan yang benar.

Sebagai bagian tubuh yang menempel di lantai, penempatan berat badan pada kaki harus tepat. Penempatan berat badan ini terbagi pada 3 titik di telapak kaki: sisi ibu jari, samping kelingking, dan tumit. Dalam balet, berat badan kita sedikit lebih ke depan supaya lebih mudah bergerak ke segala arah.

Distribusi/penyebaran berat badan pada telapak kaki juga penting, dengan penempatan berat badan yang benar, maka kita bisa lebih mudah dalam bergerak.
Distribusi/penyebaran berat badan pada telapak kaki juga penting, dengan penempatan berat badan yang benar, maka kita bisa lebih mudah dalam bergerak.

Postur kuat namun selalu dinamis

Postur yang kuat bukan berarti diam dan kaku. Postur yang baik mampu menanggapi, menyesuaikan dan mengontrol perpindahan berat badan serta perubahan gerakan.

TURNOUT

Tidak ada balet tanpa turnout!
Tidak ada balet tanpa turnout!

Apa itu turnout?

Turnout adalah gerakan memutar keseluruhan kaki (dalam satu kesatuan) dimulai dari hip joints sampai jari kaki, ke arah luar.

Bagaimana bentuk anatomi kita saat melakukan turnout?

Mengapa kita memerlukan turnout?

Tubuh kita cenderung lebih mudah bergerak ke arah depan. Namun dalam melakukan gerakan balet, kaki perlu bisa menjangkau dan bergerak ke semua arah termasuk ke samping dan belakang. Dengan melakukan turnout, kita dapat melakukan gerakan kaki dengan jangkauan lebih luas.

Tetapi, turnout adalah sesuatu yang tidak alami untuk dilakukan tubuh kita. Secara anatomi, melakukan gerakan turnout membuat badan kita tidak seimbang. Maka dari itu, kita perlu membangun kekuatan otot dan kontrol yang baik pada badan bagian atas, pelvis, kaki, dan memahami cara menempatkan berat badan, sehingga fungsi turnout dapat dirasakan dalam bergerak.

Simak video dari YouTube ini untuk melatih turnout kalian

Bagaimana cara melakukan turnout yang baik?

  1. Turnout dimulai dari HIPS dan PAHA.

Secara anatomi, lutut dan pergelangan kaki tidak bisa diputar (bukan sendi peluru), maka perputaran kaki harus dimulai dari pangkalnya di hip joints, yaitu sendi pertemuan antara hips/panggul dan tulang paha.

Otot utama yang dipakai saat melakukan turnout:

  • Lateral hamstring (otot paha bagian belakang)
  • Deep internal rotator (otot-otot kecil di daerah sendi panggul dan paha)
  • Tentunya dibantu otot lainnya di sekitar panggul dan paha.

JANGAN PERNAH

Memaksa turnout sampai 180°

  • Otot dan ligamen di lutut akan mengalami “stress”, padahal bagian tersebut harus bekerja untuk menjaga sendi lutut agar tidak “salah tempat” yang bisa menyebabkan terjadinya cedera.
  • Tidak ada gunanya, karena memaksa gerakan ini tidak akan memperkuat otot paha dan pelvis.

Memaksa turnout dari lutut atau pergelangan kaki.

  • Jari dan lutut menjadi tidak berada dalam satu garis, hal ini meningkatkan risiko cedera pada kaki.
  • Berbahaya untuk lutut karena sendi dan ligamen di lutut menjadi terputar.
TURNOUT adalah sebuah GERAKAN, bukan posisi diam.

2. TURNOUT adalah sebuah GERAKAN, bukan posisi diam.

Otot-otot turnout harus terus bekerja untuk mempertahankan turnout sebelum bergerak, selama bergerak, sampai kita selesai melakukan rangkaian gerak.

3. Quality Over Quantity

Banyak faktor yang memengaruhi derajat jangkauan putaran turnout, antara lain; struktur tulang dan sendi, kelenturan ligamen dan otot di sekitar hips dan paha.

Struktur tulang dan sendi tidak dapat kita ubah, satu-satunya yang dapat kita latih dan perkuat adalah otot-otot yang dipakai untuk melakukan turnout. Kekuatan untuk mempertahankan turnout sama pentingnya dengan besarnya derajat turnout yang dapat kita capai. Turnout yang terkontrol lebih baik daripada turnout yang “sempurna” tapi tidak dapat dipertahankan.

“It is not how much turnout you have that is important, it is how you use what you have”.

PLIÉ YANG BAIK DAN BENAR

Gerakan plié sangat penting dan mendasar dalam balet.
Gerakan ini selalu dilakukan sejak kita pertama kali mengikuti kelas balet hingga kita berada di tingkat mahir.
Gerakan plié sangat penting dan mendasar dalam balet. Gerakan ini selalu dilakukan sejak kita pertama kali mengikuti kelas balet hingga kita berada di tingkat mahir.

Apa itu plié?

Plié adalah gerakan bending atau menekuk lutut. Terdapat dua jenis plié, yaitu; grand plié dan demi plié.

Mengapa kita memerlukan plié dalam loncatan?

Plié adalah gerakan dasar yang sangat penting. Gerakan menekuk lutut ini ada dalam sebagian besar gerakan balet. Dalam allegroplié adalah sumber tenaga dan berfungsi untuk melindungi lutut dan kaki dari cedera. Loncatan yang baik dimulai dari plié yang baik pula. Plié harus dilakukan dengan benar untuk bisa melompat dan mendarat dengan mudah, bertenaga, dan aman.

Simak video detail mengenai cara melakukan plié ini

Seperti apa plié yang baik dan benar?

  1. Turnout dapat dipertahankan dengan baik.

Pastikan lutut yang ditekuk searah dengan jari kaki. Rasakan juga paha dan pelvis diputar ke arah luar.

Pastikan lutut yang ditekuk searah dengan jari kaki. Rasakan juga paha dan pelvis diputar ke arah luar.
  • Plié dilakukan secara MENGALIR.

Plié adalah sebuah gerakan, bukan posisi diam. Do not stuck at the bottom of your pliéPlié tidak pernah “berhenti”, gerakan ini seperti melakukan gerakan slow motion, supaya otot selalu siap untuk menyambung ke gerakan berikutnya.

  • Penempatan berat badan yang tepat.

Berat badan harus berada di center atau tengah badan. Jaga tumit, telapak kaki, dan seluruh jari kaki tetap menempel di lantai.

  • Postur kuat dan memanjang ke atas

Saat plié, postur badan dijaga kuat dan memanjang ke atas sehingga loncatan akan terasa lebih ringan dan mudah. Postur yang kuat akan membantu menyerap hentakan dan menopang berat tubuh sehingga tidak membebani kaki.

TAKE OFF!

Setelah melakukan plié, kemudian kita mendorong lantai dengan kuat supaya bisa melambung ke udara.

Contoh dalam melakukan gerakan sautés (loncatan pada first position of the leg):

1. Dorong ke lantai menggunakan kedua kaki

Rasakan kaki ingin menjauh dari lantai, sambil kemudian meluruskan lutut.

Otot yang dipakai saat take off dalam sautés:

  • Hamstring (otot paha belakang) untuk mempertahankan turnout.
  • Gluteus maximus (otot pantat) untuk meluruskan sendi pinggul dan paha setelah ditekuk dalam plié.
  • Quadriceps (otot paha depan) untuk meluruskan lutut.
  • Gastrocnemius (otot betis) untuk meluruskan pergelangan kaki, sehingga kaki menjadi point ke lantai.

2. Articulate the feet

Otot-otot di telapak kaki sampai ujung jari juga memberi tenaga tambahan dalam loncatan. Kaki yang point membuat kita bisa loncat lebih mudah dan juga lebih bagus dilihat. Urutan telapak kaki melepas dari lantai: Heel – Ball – Toe! Dorong kuat jari kaki ke lantai seperti panah.

Heel – Ball – Toe! Dorong kuat jari kaki ke lantai seperti panah.

3. Jaga badan atas, hips, dan kaki berada tetap dalam satu garis lurus.

Dalam meloncat, kita menuju ke atas, maka postur yang kuat dan memanjang ke atas tentunya mempermudah kita melakukan loncatan.

IN THE AIR

Sautés merupakan dasar dari beragam jenis loncatan. Maka, sebelum melakukan ragam loncatan lainnya kita harus bisa melakukan sautés dengan baik dan benar.
Sautés merupakan dasar dari beragam jenis loncatan. Maka, sebelum melakukan ragam loncatan lainnya kita harus bisa melakukan sautés dengan baik dan benar.

Ketika melakukan loncatan, kita harus menuju ke udara secepat mungkin dan mendorong permukaan lantai dengan kuat dapat membuat loncatan semakin tinggi.

  1. Rasakan kaki MEMANJANG supaya loncatan terlihat kuat dan melambung. Lalu, pastikan jari kaki point mengarah ke lantai. Apabila jari kaki kamu sickled in (jari melengkung ke arah dalam), bisa menyebabkan kamu cedera ketika mendarat.
  2. Rasakan pinggul dan lower back terangkat naik ke atas supaya loncatan terlihat lebih tinggi.
  3. Koordinasi dengan tangan dan arah kepala.
    Gerakan allegro memiliki variasi arah kepala dan posisi tangan. Arah kepala yang sesuai, fokus mata yang tepat, dan tangan yang dibentuk dengan baik, membuat gerakan terlihat lebih ekspresif dan menarik.
  4. Badan atas yang rileks namun terkontrol.
    Badan yang terlalu tegak dan kaku akan menghambat loncatan. Jaga bahu rileks dan rasakan badan lebih luas dan “bebas”.
  5. Bersiaplah untuk mendarat.
    Setelah berada di udara, kamu harus segera bersiap untuk mendarat di lantai. Pendaratan dapat dilakukan dengan kedua kaki atau salah satu kaki.
Gerakan yang tampak sederhana ternyata melibatkan banyak hal dalam anggota tubuh kita. Dengan melatihnya secara benar, tubuh kita dapat melakukannya dengan lebih lancar dan tentunya bermanfaat bagi perkembangan tubuh kita.

SAFE LANDING

Kita telah memulai dengan plié yang baik, loncat dengan kuat, dan tentunya harus diselesaikan dengan memahami cara mendarat yang benar, agar kita dapat mendarat dengan aman dan kemudian dapat melanjutkan gerakan berikutnya tanpa merasa kesulitan.

Apa yang harus diperhatikan ketika mendarat?

1. Lakukan plié yang “empuk” dan halus.

Plié yang baik akan menyerap benturan kaki dengan lantai. Jangan pernah mendarat dengan lutut lurus karena dapat menyebabkan cedera! Lakukan plié yang baik untuk melindungi lutut dan ototmu. Ingat juga untuk menjaga turnout kaki supaya pendaratan lebih stabil.

2. Articulate the feet: TOE – BALL – HEEL!

Ketika mendarat, mulailah menyentuh lantai dari jari kaki, ball of the foot, dan kemudian tumit.

Hal ini akan membuat pendaratan kita bisa lebih lembut dan tidak bersuara. Juga membantu kita mempertahankan weight placement yang benar (tidak langsung jatuh ke bagian tumit, tetapi merata ke seluruh bagian telapak kaki).

Articulate the feet: TOE – BALL – HEEL!

3. Letakkan tumit ke lantai.

Dalam loncatan cepat sekalipun, tumit harus sempat menyentuh lantai supaya kita mempunyai tenaga lebih maksimal untuk melakukan loncatan berikutnya. 

4. Menjaga postur tetap kuat dan memanjang ke atas.

Postur yang kuat akan membantu otot kaki supaya tidak bekerja terlalu berat.

Otot perut yang kuat, tulang punggung, dan pelvis yang stabil akan menyerap efek benturan dengan lantai sehingga kita dapat terhindar dari cedera.

HAL PENTING LAINNYA DALAM ALLEGRO:

  • Exercises penunjang

Untuk melakukan gerakan allegro dengan tepat dan kuat, tentunya otot-otot sudah dilatih dari sejak barre exercises, dimulai dari bagaimana melakukan plié dan fondu yang baik. Dalam tendusglisses, jetés, dan frappés kita melatih otot-otot kaki saat berhubungan dengan lantai dan artikulasi kaki. Setelah pikiran dan tubuh kita memahami dan menguasai teknik dasar ini, barulah kita dapat menerapkannya saat gerakan allegro.

  • Musik dan dinamika gerakan

Dengarkan musik dengan baik supaya loncatan sesuai dengan tempo, irama, dan aksen musik. Tentukan kapan kita akan melakukan loncatan besar, linking steps, atau loncatan yang cepat dan lincah. Dengan memahami musik dan merancang dinamika gerakan, kita dapat mengatur tenaga lebih baik dan rangkaian gerak terlihat lebih jelas dan menarik.

  • Imajinasi

Apa yang kita bayangkan saat meloncat?

Misalnya: bermain trampolin, sehingga loncatan terasa ringan. Bisa juga menjadi roket, sehingga loncatan kita dapat terbang melesat ke atas dan bertenaga. Atau membayangkan kaki seperti anak panah yang mendorong tajam ke bawah sehingga kaki dapat lebih point. Dengan berimajinasi, kita juga dapat membuat loncatan lebih bebas dan terasa menyenangkan.

  • Pernapasan

Otot memerlukan oksigen sebagai sumber tenaga. Untuk itu, atur napas dengan baik supaya otot kuat melakukan rangkaian gerakan allegro. Selain itu, pernapasan yang baik akan membuat kita lebih rileks sehingga tubuh kita tidak tegang dan loncatan bisa lebih ringan. Menarik napas saat kita mencapai titik tertinggi juga dapat membuat loncatan kita terasa lebih tinggi dan terlihat lebih lama berada di udara.

Loncatan sederhana sampai yang paling kompleks memerlukan pemahaman teknik dasar. Berbagai tahapan exercises juga perlu dikuasaiuntuk membangun kekuatan otot kaki dan postur. Hal ini penting supaya kaki dapat memproduksi tenaga dan terutama untuk mencegah cedera.

Selain membutuhkan teknik dan tenaga yang kuat, loncatan dalam ballet dapat terlihat indah dan menarik karena koordinasi arah tangan dan kepala dengan tepat, dapat menyatu dengan dinamika musik, ditambah ekspresi tubuh yang sesuai.

Untuk itu, pastikan tubuh kita paham bagaimana cara melakukan loncatan yang tepat dan aman, lalu kemudian kita dapat mengembangkan aspek lainnya sehingga dapat menghasilkan kualitas gerakan allegro yang baik.

Tim LENTUR juga ingin membagi beberapa website yang sesuai dengan topik kali ini:

How To Improve Your Ballet Posture

Body Placement for Ballet Students

Turnout 101

Exercise for Ballet Dancers

Kalian juga bebas untuk eksplorasi website lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, ya! Jangan lupa, kalau ada yang ingin kalian tanyakan, silakan langsung bertanya pada guru kalian.

Aurelia Arini & Najla Fasaqintara